Rabu, 11 Desember 2013

About Me :)




Terkadang ada hal tersendiri yang membuat kita ingin membuka semua isi hati selama kita hidup. Ingin seseorang mendengar, memperhatikan, mendorong dari belakang, mengulurkan tangan saat di depan, merangkul saat di samping. Namun, apakah ada seseorang yang seperti itu, selain keluargaku? Sekarang aku tau, Tuhan, hanya Tuhan yang menjadikanku berharga di mata-Nya. Semuanya berawal dari....

Saat aku membuka album foto. Terlintas gambar mama dan papa di halaman depan. Sempat memperhatikan selama 5 menit. Lalu mulailah aku berpikir. Saat kecil sampai sekarang, aku bisa seperti ini berkat kerja keras mereka. Bisa kuliah, bisa makan, bisa membeli ini itu, bisa jalan2, bisa sekolah sampai sma, dll. Saat aku belum tau bagaimana bersifat dewasa, aku selalu menunda-nunda perintah mereka, pertolongan mereka, tidak memikirkan bagaimana perasaan mereka, dsb. Semuanya berjalan begitu saja sampai aku kelas 2 SMA. Namun seiring waktu, aku melihat mereka kian hari semakin tua. Saat aku berpikir, sampai kapan aku akan melakukan hal yang tidak berguna itu. Maka, aku belajar keras untuk bisa kuliah dan masuk PTN. Intensif aku jalani sampai mau ujian SBMPTN di mulai. Biayanya bukanlah sedikit. Walaupun lelah, setiap minggu sakit menghampiriku, tapi setiap di telepon orang tua bagaimana kabar, aku selalu mengatakan keadaanku baik-baik saja. Kadang setiap malam, aku berpikir, apakah mereka makan dengan baik di sana? kebanyakan uang keluar hanya untuk aku intensif. Bagaimana jika aku tidak lulus? apa yang harus aku katakan pada orang tuaku? bagaimana perasaan mereka nantinya? pertanyaan itu membuatku semakin bersemangat. Tiba saat ujian SBMPTN dilakukan. Sebelum ujian SBMPTN, selama 9 hari aku berdoa Novena untuk kelulusanku dan berjanji sebuah nazar pada Tuhan. Hari pertama ujian SBMPTN, aku optimis bisa menjawab soal-soalnya. Ujian pertama, berlangsung dengan baik. Ujian ke-2, saat aku membuka kertas ujian, aku baca satu persatu, ternyata soalnya jauh beda dengan yang aku terima saat intensif. Aku mulai khawatir, takut dan jantung tidak teratur lagi. Tapi ntah suara dari mana, aku mendengar perkataan "pejamkan mata dan percayalah". Lalu aku mengerjakannya, dan sebenarnya aku tidak tau apa yang sebenarnya yang aku kerjain itu, bahkan soal pertama pun aku tidak tau apa yang sudah ku jawab, seiring waktu soal itu selesai aku kerjakan. Dan aku mulai bingung, bagaimana mungkin aku berani menjawab begitu banyak pada lembar jawaban, tanpa berpikir panjang aku mengumpul lembar jawaban itu.

Saat pulang, aku sangat lemas dan sepanjang perjalanan pikiranku kosong. Sampai aku tidak mendengar hp yang ditangan berdering. Saat di perempatan jalan aku berhenti mau menyebrang dan aku baru mendengar hpku berdering. Ternyata yang menelepon, pendeta gerejaku. Aku mulai berseri saat ia menanyakan kabar dan bagaimana ujianku saat ini. Setelah itu mama langsung menelepon, selesai itu kakak juga menelepon. Aku jawab saja dengan seadanya hari ini.

Setelah hasil ujian SBM, akan diumukan jam 5 sore. Sepanjang hari itu, keringan dingin rasanya. Mama selalu menanyain, "ayo kita buka hasilnya", "nanti ma, jam 5 baru keluar hasilnya". Setelah jam 5, mama mengajakku bangkit dari tempat dudukku ke depan laptop. "ma, takut aku lihat hasilnya." "gpp, apapun hasilnya yang penting Tuhan sudah melihat usahamu." Aihh, jantung semakin nggak beraturan dan semakin tidak beraturan. Saat aku buka secara perlahan,,perlahan,,perlahann, ternyata aku lulus. Mama langsung memberikan pelukan dan selamat padaku. Ternyata doa Novena, kerja keras, segala doa, Tuhan melihat semuanya. Sepanjang hari itu, aku terus mengatakan dalam hati "terima kasih Yesus".....
Saat semuanya itu terjadi, aku menyadari Tuhan selalu ada di sampingku, membimbing, mengajariku, memgang tanganku, dan melindungi keluargaku.

Seiring waktu setelah aku kuliah, banyak hal yang terjadi. Bisa itu baik maupun tidak baik. Suatu hari aku berpikir, hidup sesuatu yang singkat. Namun di dalam kesesingkatan itu, bny hal yg panjang yg akan dilakukan dengan kebaikan. Semakin dijalani, semakin umur pun bertambah dan semakin dekat pula kita mendekat pada tanah. Apa yang sudah aku lakukan yang terbaik untuk orang tua dan terutama untuk Tuhan? hal itu sering terlintas dalam pikiranku. Apakah aku salah satu yang disambut Tuhan di taman firdaus? atau apakah aku salah satu yang disambut oleh neraka? dilihat dari dosa-dosaku, apakah yang layak bagiku? Sejak saat itu, aku takut melakukan dosa. Aku tau jikalau manusia susah lepas dari siksaan dosa, pasti akan melakukan dosa sekecil apapun itu. Walaupun begitu, aku selalu selalu selalu berusaha untuk menjauh dari dosa. Karena, keselamatan itu nyata. Keselamatan dari Yesus, Juru Slamat manusia.

Aku sangat bersyukur, semakin hari semakin bertambah tingkat kesabaran dan mengasihi sesama yang Tuhan berikan padaku. Saat aku melihat seseorang mengejek, menjelek2kan, menghina, memarahi teman atau sesamanya, aku berpikir bahwa semuanya itu tidak berguna dan semakin menjauhkan kita dari Tuhan, saat ada yg melakukan itu, aku berpikir sebenarnya mereka mengejek, menjelek2kan Tuhan. Mengapa? Mereka adalah ciptaan Tuhan, segambar dan serupa dengan Tuhan, mereka diberikan nafas Tuhan langsung, dan mereka adalah citraan Tuhan. Sehingga hal jelek itu sebenarnya kita sampaikan kepada Tuhan, bukan kepada manusia itu. Pikiran inilah yang membuatku tidak mau memburuk2kan orang lain.

Saat aku melihat, pencuri, perampok, pembohong, korupsi, pemerkosaan, PSK, preman, orang yg berkata kotor, berjanji palsu, menghalalkan segala cara, sombong, cinta material (mammon) dunia dll aku berpikir apakah mereka tidak pernah berpikir bagaimana kehidupan mereka selanjutnya? apakah hanya itu alasan mereka untuk tetap hidup? apakah mereka tidak ada sedikit pun merindukan Allah? apakah selama hidupnya mereka akan selalu sama dengan dunia ini dan selalu terbawa oleh keinginan duniawi/daging? Aku tidak bermaksud menghakimi siapa pun. Tapi, tidakkah pengorbanan Tuhan membuat kita sadar akan hal itu? Aku sungguh sangat takut akan hukuman Tuhan, suatu penghakiman/kedatangan Yesus ke-2 kalinya. Aku takut, dosa-dosaku menghambatku untuk mendengar suara Tuhan, aku takut keinginan daging selalu menguasai pikiran dan hatiku. Aku ingin Tuhan mengizinkanku untuk mengajak orang mendekat pada Tuhan. Sebagaimana tujuan Tuhan menciptakan manusia di dunia ini. Tapi, aku tidak membutuhkan penilaian orang, tanggapan orang, sikap orang, tapi inilah aku, inilah aku yang sekarang, aku hanya ingin melakukan yang terbaik bagi Tuhan, walaupun itu bukanlah jaminan untuk ku bisa memasuki pintu taman firdaus nantinya. Aku hanya memerlukan penilaian Tuhan. Jika Tuhan berkehendak, maka akan aku lakukan. Jika itu yang terbaik untuk Tuhan, maka akan aku laksanakan. Jika itu menyenangkan hati Tuhan, akan aku kerjakan.

Saat SMA dulu, seorang pendeta pernah berkata padaku, "selama kamu hidup, mana yg lebih banyak kamu perioritaskan, yang berhubungan dengan Tuhan atau dengan duniawi? selama sekolah, mana yg lebih banyak pelajarannya, pelajaran yg berhubungan dengan Tuhan atau tidak? di sekolah ada pelajaran agama, itupun hanya 2 jam saja dalam seminggu. Saat kamu ke gereja, kamu hanya mengikuti selama 2 jam. Total seminggu hanya 4 jam, tapi untuk yang lain kamu sampai menggunakan 164 jam. berapa persen dri seminggu itu kamu beribadah kepada Tuhan? sampaikan 10%? bahkan tidak sampai. Berarti kita menjadikan Tuhan menjadi perioritas ke-2 kan? Tp Tuhan menjadikan kita perioritas pertama. mana lebih banyak, yang mengajak bermain atau mengajak beribadah? Ingatlah dik saat kamu di medan nantinya, "carilah dulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Saat kamu menjadikan Tuhan perioritas utama dalam hidupmu, percayalah Tuhan akan memberikan segalanya bagimu."

Perkataan itu masih aku ingat sampai sekarang, dan peganganku untuk tetap rindu akan Tuhan, melakukan kebaikan. Dan sekarang, aku memutuskan untuk berjalan pada kehidupan yang baru, menjauh dari dosa. Bukan karena takut akan hukuman, bukan karena takut neraka, bukan karena ingin jaminan keselamatan tapi karena pada akhirnya nanti aku ingin bersama-sama dengan Yesus, aku ingin dipeluk-Nya dan Ia berkata,"datanglah kemari hai anak-Ku, Aku telah menyediakan tempat yang indah bagimu." dan yang terakhir karena  AKU MENGASIHI YESUS, JURUSELAMATKU..


Sekian ya tentangku, suatu saat aku akan menambahi tulisan ini. Harapannya, jadilah apa yang diharapkan Tuhan, lembutkan hati dan dengarlah suara Tuhan, Yesus maka Ia akan mempermudah jalanmu.. :) Tuhan memberkati............. ^_^*

• Bila tidak mungkin memberi, Jangan mengambil,• Bila mengasihi terlalu sulit, Jangan membenci,• Bila tidak bisa menghibur orang, Jangan membuatnya sedih,• Bila tidak mungkin meringankan beban orang, Jangan memberatkannya,• Bila tidak bisa memuji, Jangan menghujat,• Bila tidak bisa menghargai, Jangan menghina,• Bila tidak suka bersahabat, Jangan bermusuhan.


Sandova
Jan 14, 1996
Maz 111:10
Motto : Takut akan Tuhan dan setia sampai mati ^_^*


Senin, 18 November 2013

First Meet



Masih ingatkah waktu kita pertama kali bertemu dengan orang yang kita sukai (Wooww)? Bagaimana perasaan kita waktu itu? Dari rasa suka bisa menjadi rasa sayang dan selanjutnya menjadi cinta. Bisa dibayangkan betapa besar pengaruh seseorang yang spesial dalam hidup kita. Entah itu orang tua, sahabat ataupun kekasih kita. Mereka bisa menjadi penambah semangat dan pastinya kita jadi selalu ingin bertemu dia.

Hari ini kita belajar tentang pertemuan pertama Nikodemus dengan Yesus. Nikodemua adalah seorang Farisi dan pemimpin agama Yahudi. Tapi dia mau datang kepada Yesus walau harus dengan cara sembunyi-sembunyi. Dan lewat pertemuan pertamanya itu paradigma hidup Nikodemus berubah. Dari seorang Farisi yang arogan dan menolak Yesus sebagai Mesias sekarang Nikodemus percaya Yesus itu Anak Allah. Pola pikir Nikodemus berubah sejak dia berbincang-bincang dengan Yesus tentang kelahiran baru yaitu pembaharuan hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus (Yoh 3:8). Nikodemus nggak takut dimusuhi ama teman2nya yang notabene orang Farisi itu. Buktinya dia orang pertama yg membawa minyak mur dan gaharu ke kubur Yesus.

Sobat, bagaimana saat kita pertama kali bertemu dengan Yesus? Apakah biasa-biasa saja atau luar biasa?? Walau kita tidak bertemu Yesus secara langsung face to face, tapi apakah pertemuan itu masih berdampak bagi hidup kita? Apakah kesan first meet with Yesus masih ada atau sudah memudar alias nggak ngaruh lagi karena kesibukan kita yg menumpuk? Akibatnya, hidup kita jadi amburadul, bawaannya marah2 melulu, nggak ada suka cita lagi karena mukanya tiap hari di tekuk kaya pepaya. Sobat, coba deh perbaharui lagi rasa cintamu kepada Yesus seperti  ketika pertama kali kamu mengenal-Nya. Caranya tidak lain adalah melakukan pertemuan pribadi bersama Yesus setiap hari melalui doa pribadi, komsel, saat teduh dan beribadah setiap hari Minggu. Nikmati kehadirannya setiap hari dan rasanya suka cita yg melimpah setiap hari bersama Yesus.

Yoh 19:39

Sabtu, 16 November 2013

Patah Hati



"Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, aku tenggelam dalam lautan luka dalam, aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang, aku tanpamu butiran debu." Sebait lirik lagu yang dipopulerkan oleh Rumor ini, pasti uda nggak asing lagi di telinga kita. Lagu ini sangat dekat dengan mereka yg sedang galau, baru putus cinta, atau mungkin ditolak oleh gebetan. Saking cintanya sama pacar atau gebetan, ketika putus dan harus pisah sama orang yang dicintai, mereka uda ngganggap dirinya seperti butiran debu. Hayooo siapa yang senang nyanyiin lagu ini kalau lagi galau??! Jujurrr saja,,

Sobat, manusia diciptakan memang dari debu dan tanah, tapi ingat satu hal bahwa kita diciptakan bukan sembarangan. Ketika Tuhan membentuk manusia, Ia juga memberikan nafas hidup bagi manusia (Kej 2:7). Bukan itu saja, Dia menyertai kehidupan kita. Lalu, segampang itukah kita menjadi debu jika tanpa kekasih, padahal Tuhan yang membentuk kita dengan kuasa-Nya??! Ya, memang ini hanya sebuah lagu, realnya kita nggak mungkin mendadak berubah menjadi debu. Tapi, dengan sedih berkepanjangan, membiarkan diri terpuruk, menjauh dri keluarga, dari Tuhan, bahkan melakukan hal-hal yang merusak diri sendiri, sama halnya membuat diri sendiri seperti debu dan hancur.

Sobat, jika doi adalah orang yang dikehendaki Tuhan untukmu, akan ada jalan yang disediakan Tuhan untuk kembali. Berdoa dan biarkan Tuhan yang bekerja. Tapi jika tidak ada jalan, dia memang bukan yang terbaik yang disediakan Tuhan untukmu. Tetap berdoa, Tuhan pasti terus bekerja untuk mempertemukanmu dengan org yang tepat (ehmm :D). Jadi jika saat ini ada yang sedang patah hati, yukkk move on. Lihat semua rencana Tuhan atas dirimu, Tuhan sedang mengarahkan kamu ke jalan yang tepat. Jadikan masalahmu sebagai pelajaran untuk hidupmu ke depan. Jangan pernah takut untuk membuka hati kembali, hidupmu terlalu berharga untuk terus terpuruk dengan rasa sakit. Minta kekuatan Tuhan dan percaya bahwa Dia nggak pernah ninggalin kamu. Oke sobatt..!!! Tuhan memberkati :)

Mazmur 34:19
" Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya."




Kamis, 03 Oktober 2013

ANGGUR TERBAIK



Sobat, kita tentu tahu bahwa anggur merupakan salah satu buah termahal. Tapi, tahukah kamu pohon anggur sangat baik ditanam di tanah yang berpasir, berbatu, dan di bawah teriknya matahari, intinya kondisi yang nggak enak, gersang, dan kering. Why? Jika pohon anggur ditanam di lingkungan yang baik (subur dan berair), maka pohon itu akan tumbuh fokus pada daun dan batangnya saja. Memang pohon itu akan terlihat bagus, karena rindang dan lebat. Tapi konsekuensinya buah menjadi tidak baik. Sebaliknya, ketika pohon anggur itu ditempatkan di lingkungan yang kering dan keras, justru pohon itu akan bekerja keras mempertahankan kelembabannya dan hasilnya adalah buah anggur yang rasanya sangat kuat. Rasa yang kuat inilah yang menjadi bahan dasar minuman-minuman anggur terbaik di dunia.

Sama halnya dengan diri kita yang diibaratkan sebagai carang pohon anggur, Yesus adalah sang pokok anggur dan Bapa sebagai pengusahanya. Sang pengusaha sedang memperoses pohon anggur garapannya dengan cara menempatkan kita di kondisi yang gersang dan kering. Kondisi gersang dan kering bisa diumpamakan masa-masa kita sama pacar (ehmm), dikhianati sahabat (no), orang tua berantam, tugas numpuk, masalah keuangan, dan semua beban berat yang sedang terjadi itulah kondisi si pohon anggur yang baik itu. Lalu bagaimana cara carang agar tetap hidup dan menghasilkan buah buah yang menjadi kesukaan pengusahanya? Jawabannya hanya satu, melekat pada pohon anggur yang benar yaitu Yesus. Yesus adalah sumber kekuatan, harapan, dan sumber energi bagi kita carang-carangnya.

Sobat, sehebat dan sekuat apapun kita, kita tidak akan bisa berbuat apa-apa di luar Yesus, kita tidak akan bisa memproduksi buah anggur yang manis, berkualitas dan yang terbaik without Him. So, bagaimana bagaimana pun kondisimu saat ini, melekatlah kepada Yesus sang pokok anggur, karena hanya dengan melekat dan tinggal di dalam-Nya kita akan beroleh kesanggupan untuk bertumbuh dan berbuah untuk menghasilkan anggur yang manis. ;)

Yohannes 15 : 1

Spirit Girls (Spirit Bookfield)


Rabu, 02 Oktober 2013

TAKUT & KHAWATIR


Seorang pengantar pizza yang baru sehari bekerja berhenti di depan pagar sebuah rumah. Di pagar itu tertulis "AWAS ANJING GALAK!" Duh, kalo soal anjing, pengantar pizza ini emang agak-agak trauma karena dulu pernah digigit. Tapi, masa pizzanya mau diletakkan gitu aja? Mau teriak juga nggak mungkin karena jarak pagar dan rumahnya cukup jauh. Daripada dipecat, maka ia pun memberanikan diri masuk. Ia berjalan pelan banget sambil tengok-tengok dan ancang-ancang bakal lari atau naik pohon aja kalo ada anjing galak itu mengejarnya. Tiba-tiba pintu rumah itu terbuka. "Oh, pizzanya sudah datang?" kata si pemilik rumah dengan ramah. Si pengantar pizza kini lebih pede.Ia melangkah majudan saat itulah ia melihat di sudut teras ada sesosok anjing. Tapi, ternyata anjingnya kecil dan kelihatannya gak berbahaya. Ia juga kelihatan malas-malasan dan diam aja ngelihat si petugas pizza. "Yakin Pak, anjing kayak gitu disebut anjing galak? Mana ada yang takut?" kata si pengantar pizza. Pemilik rumah menjawab, "Memang bukan anjing itu yang saya pakai menakuti, tapi tulisan di depan pagar itulah yang menakuti orang."

Itulah takut. Bukankah seringkali hal yang sama juga terjadi dalam hidup kita? Apa yang kita takuti lebih besar dari kenyataannya. Buktinya, berapa sering kita merasa khawatir dan takut saat hendak bertemu, melakukan, melewati sesuatu sampe komentar kita uda nggak jauh dari kalimat, tamat nih, mampus deh, mati gue, dll. Tapi, kalau kita bisa baca renungan hari ini, artinya kita masih oke dan baik-baik saja, nggak ada yang tamat, apalagi mampus atau matikan? Makanya, gak salah kalau ada yang bilang, ketakutan (FEAR) adalah singkatan dari False Evidence Appearing Real atau sesuatu yang nggak terbukti tapi tampak benaran. 

Ketakutan justru tanda kalau iman dan kepercayaan kita pada Tuhan uda berkurang. Why? Karena kalau kita tahu Tuhan berkuasa atas segalanya dan kita masih khawatir, bukankah itu artinya kita ragu akan kuasa-Nya? So, baik itu takut atau khawatir, obatnya sama yaitu trust in God ang His power! Percaya sama Tuhan dan kuasa-Nya saja. Hal-hal yang kita takutkan tidak pernah lebih besar dari Allah yang kita sembah dan taati.

2 Timotius 1 : 7

Spirit Girls (Spirit Bookfield)

Jumat, 02 Agustus 2013

Kasih Sayang Seiring Waktu

Cerita ini inspirasi dari seekor ayam:

Sebuah keluarga telah memperoleh seorang anak perempuan. Siska, nama yang diberikan orang tuanya. Ia tumbuh seiring waktu hingga menjadi gadis remaja yang cantik. Namun ia berkata kepada orang tuanya bahwa ia tidak mau  memiliki adik, dikarenakan Siska ingin kasih sayang orang tuanya sepenuhnya ia terima. Siska sangat tidak menyukai seorang adik. Orang tuanya menerima apa yang dikatakan siska, karena mereka sangat menyayanginya. Setelah dua bulan, ayah siska meninggal dunia, dikarenakan terserang penyakit Anemia.

Kini tinggal seorang ibu yang dimilikinya, setelah berjalannya waktu, Siska mengatakan kepada ibunya bahwa ia tidak mau seorang ayah yang baru. Ibunya kembali menuruti apa yang diminta Siska.

Setelah seminggu berlalu, ibunya selama 3 hari terus merasa mual. Ia bingung dan khawatir dengan keadaan ibunya. Lalu Siska membawa ibunya ke rumah sakit terdekat. Setelah keluar hasil pemeriksaan, ternyata ibu Siska hamil, dan sudah 3 minggu. Siska kaget dan berkata kepada dokter, bahwa ayahnya sudah meninggal 1 bulan yang lalu, dan bagaimana hal itu bisa terjadi. Lalu dokter menjawab bahwa  setelah Siska lahir, ada benih yang aktif dan masih hidup dalam perut ibunya. Dan benih itu berkembang lambat, dan ditambah ibu siska tidak pernah cek setelah melahirkan Siska sehingga baru sekarang dapat diketahui.

Siska melihat ibunya dengan wajah kecewa. Namun ibunya hanya terdiam. Siska menghampiri ibunya, dan mengatakan bahwa ia akan menerima satu anggota keluarga saja dan tidak lebih dari itu. Ibunya tersenyum, dan mereka pulang.


Setelah 9 bulan, ibunya tidak melahirkan juga. Pada bulan ke-10, Siska membawa  ibunya ke rumah sakit karena ibunya merasa anak di dalam kandungannya akan segera keluar. Proses penyalinan pun dimulai, setelah ditunggu beberapa lama, seorang anak perempuan berhasil dikeluarkan. Namun, dokternya mengatakan bahwa ini bukan anak yang terakhir, ia memperkirakan dalam 30 menit akan ada dua anak laki-laki dan satu anak perempuan lagi yang akan keluar. Ibu Siska kaget sambil menahan rasa sakit. Namun Siska masih tetap menunggu di luar kamar operasi. Setelah 30 menit, 4 orang anak berhasil diselamatkan dokter, Siska bingung kenapa persalinan nya begitu lama.


Tiba-tiba dokter keluar dari ruang operasi. Dan mengatakan kepada Siska bahwa Siska telah memiliki banyak anggota keluarga. Siska bingung dan menemui ibunya di ruang istirahat. Ibunya mengatakan perlahan, bahwa ia telah mempunyai empat adik yang sangat mirip dengan ayahnya. Siska kaget dan itu sangat mustahil baginya. Kemudian ia berlari dan menghampiri dokter menanyakan kepastiannya. Namun dokter berkata hal yang sama.


Kini adik-adiknya berusia 1 tahun, saat setelah melahirkan mereka, Siska berjanji pada dirinya akan membunuh 3 adiknya tersebut setelah berusia 1 tahun. Dan hanya menerima satu adik saja. Ini adalah saat yang dinantinya. Saat ibunya berbelanja, Siska meracuni salah satu adik laki-lakinya. Ia berencana bahwa ia akan membunuhnya satu per satu selama 1 minggu. Namun racun itu akan bereaksi dalam 2 hari, agar terlihat seperti sakit-sakitan. Setelah hari ke-2 berlahan adiknya menghembuskan nafas, ibunya menangis dan akhirnya merelakan pergi.


Besok adalah rencana keduanya. Siska pun istirahat, ia bermimpi, dalam mimpinya ayahnya datang dan berkata, “ada yang diinginan namun tidak terjadi, dan ada yang tidak dikeinginan namun terjadi. Adikmu adalah keinginan ku dan ibumu, namun kamu tidak menginginkannya. Mereka adalah darah daging ayah dan ibu. Kamu dan 4 adikmu adalah gambaran ku dan ibumu. Tidakkah kamu lihat bahwa wajah kedua adik perempuanmu adalah gambaran ibumu? Tidakkah kamu lihat bahwa wajah kedua adik laki-lakimu adalah gambaranku? Kamu tidak mengharapkanku, kamu membenciku, dan kamu ingin membunuhku. Walaupun demikian, ingatlah bahwa aku tetap menyayangimu. Dan berjanjilah padaku, saat aku bertemu ibumu sayangilah mereka sama seperti kami menyayangimu dan kamu menyayangi kami.” Siska terbangun dan menangis.


Siska berlari ke kamar ibunya untuk mengakui semua, dan ia melihat ibunya sesak nafas. Siska memaksa ibunya untuk membawa ke rumah sakit, namun ibunya menolak. Ibunya berkata, “Siska, ibu tahu apa yang telah kamu rencanakan pada adikmu, bahkan sebelum mereka besar, ibu sudah mengetahuinya. Namun ibu tetap menyanyangimu, tidak kurang sedikit pun. Sekarang berikanlah kasih sayangmu kepada mereka tidak kurang sedikitpun. Karena mereka sama seperti dirimu. Sangat membutuhkan kasih sayang. Sekarang kamulah orang tua mereka. Besarkanlah mereka dengan baik, karena kami hidup di hati adik-adikmu, terutama di hatimu.” Ibunya menghembuskan nafas terakhir.

Siska berjanji akan menuruti apa yang telah dikatakan ayah dan ibunya. Sekarang Siska sangat menyayangi adik-adiknya, dan mereka saling bercanda dan tertawa satu dengan yang lain. Tetapi sayangnya saat Siska mengantarkan adik-adiknya ke Panti Asuhan, ia terjatuh dan menghembuskan nafas terakhir. Karena Siska terkena penyakit Anemia, yang sama dengan ayahnya. Dan sekarang adik-adiknya telah besar di Panti Asuhan. 


Terinspirasi dari :


Cerita ini adalah karangan belaka. Sebelum aku membuat cerita ini, aku terinspirasi dari seekor ayam. Aku memiliki seekor ayam dengan 4 anak, mirip situasinya dengan cerita di atas.Setiap hari aku selalu memperhatikannya. Namun dalam cerita di atas, aku sedikit menambahi keadaannya, sebagaimana kehidupan manusia. Yang membuat aku terharu hingga membuat cerita ini adalah perjuangan seekor ayam bisa dari benci menjadi sayang, mengapa manusia tidak. Jadi belajarlah dari apa yang telah kita lihat, kita baca, dan kita dengar. Terima Kasih ^_^*

Matius 18:5