Jumat, 02 Agustus 2013

Kasih Sayang Seiring Waktu

Cerita ini inspirasi dari seekor ayam:

Sebuah keluarga telah memperoleh seorang anak perempuan. Siska, nama yang diberikan orang tuanya. Ia tumbuh seiring waktu hingga menjadi gadis remaja yang cantik. Namun ia berkata kepada orang tuanya bahwa ia tidak mau  memiliki adik, dikarenakan Siska ingin kasih sayang orang tuanya sepenuhnya ia terima. Siska sangat tidak menyukai seorang adik. Orang tuanya menerima apa yang dikatakan siska, karena mereka sangat menyayanginya. Setelah dua bulan, ayah siska meninggal dunia, dikarenakan terserang penyakit Anemia.

Kini tinggal seorang ibu yang dimilikinya, setelah berjalannya waktu, Siska mengatakan kepada ibunya bahwa ia tidak mau seorang ayah yang baru. Ibunya kembali menuruti apa yang diminta Siska.

Setelah seminggu berlalu, ibunya selama 3 hari terus merasa mual. Ia bingung dan khawatir dengan keadaan ibunya. Lalu Siska membawa ibunya ke rumah sakit terdekat. Setelah keluar hasil pemeriksaan, ternyata ibu Siska hamil, dan sudah 3 minggu. Siska kaget dan berkata kepada dokter, bahwa ayahnya sudah meninggal 1 bulan yang lalu, dan bagaimana hal itu bisa terjadi. Lalu dokter menjawab bahwa  setelah Siska lahir, ada benih yang aktif dan masih hidup dalam perut ibunya. Dan benih itu berkembang lambat, dan ditambah ibu siska tidak pernah cek setelah melahirkan Siska sehingga baru sekarang dapat diketahui.

Siska melihat ibunya dengan wajah kecewa. Namun ibunya hanya terdiam. Siska menghampiri ibunya, dan mengatakan bahwa ia akan menerima satu anggota keluarga saja dan tidak lebih dari itu. Ibunya tersenyum, dan mereka pulang.


Setelah 9 bulan, ibunya tidak melahirkan juga. Pada bulan ke-10, Siska membawa  ibunya ke rumah sakit karena ibunya merasa anak di dalam kandungannya akan segera keluar. Proses penyalinan pun dimulai, setelah ditunggu beberapa lama, seorang anak perempuan berhasil dikeluarkan. Namun, dokternya mengatakan bahwa ini bukan anak yang terakhir, ia memperkirakan dalam 30 menit akan ada dua anak laki-laki dan satu anak perempuan lagi yang akan keluar. Ibu Siska kaget sambil menahan rasa sakit. Namun Siska masih tetap menunggu di luar kamar operasi. Setelah 30 menit, 4 orang anak berhasil diselamatkan dokter, Siska bingung kenapa persalinan nya begitu lama.


Tiba-tiba dokter keluar dari ruang operasi. Dan mengatakan kepada Siska bahwa Siska telah memiliki banyak anggota keluarga. Siska bingung dan menemui ibunya di ruang istirahat. Ibunya mengatakan perlahan, bahwa ia telah mempunyai empat adik yang sangat mirip dengan ayahnya. Siska kaget dan itu sangat mustahil baginya. Kemudian ia berlari dan menghampiri dokter menanyakan kepastiannya. Namun dokter berkata hal yang sama.


Kini adik-adiknya berusia 1 tahun, saat setelah melahirkan mereka, Siska berjanji pada dirinya akan membunuh 3 adiknya tersebut setelah berusia 1 tahun. Dan hanya menerima satu adik saja. Ini adalah saat yang dinantinya. Saat ibunya berbelanja, Siska meracuni salah satu adik laki-lakinya. Ia berencana bahwa ia akan membunuhnya satu per satu selama 1 minggu. Namun racun itu akan bereaksi dalam 2 hari, agar terlihat seperti sakit-sakitan. Setelah hari ke-2 berlahan adiknya menghembuskan nafas, ibunya menangis dan akhirnya merelakan pergi.


Besok adalah rencana keduanya. Siska pun istirahat, ia bermimpi, dalam mimpinya ayahnya datang dan berkata, “ada yang diinginan namun tidak terjadi, dan ada yang tidak dikeinginan namun terjadi. Adikmu adalah keinginan ku dan ibumu, namun kamu tidak menginginkannya. Mereka adalah darah daging ayah dan ibu. Kamu dan 4 adikmu adalah gambaran ku dan ibumu. Tidakkah kamu lihat bahwa wajah kedua adik perempuanmu adalah gambaran ibumu? Tidakkah kamu lihat bahwa wajah kedua adik laki-lakimu adalah gambaranku? Kamu tidak mengharapkanku, kamu membenciku, dan kamu ingin membunuhku. Walaupun demikian, ingatlah bahwa aku tetap menyayangimu. Dan berjanjilah padaku, saat aku bertemu ibumu sayangilah mereka sama seperti kami menyayangimu dan kamu menyayangi kami.” Siska terbangun dan menangis.


Siska berlari ke kamar ibunya untuk mengakui semua, dan ia melihat ibunya sesak nafas. Siska memaksa ibunya untuk membawa ke rumah sakit, namun ibunya menolak. Ibunya berkata, “Siska, ibu tahu apa yang telah kamu rencanakan pada adikmu, bahkan sebelum mereka besar, ibu sudah mengetahuinya. Namun ibu tetap menyanyangimu, tidak kurang sedikit pun. Sekarang berikanlah kasih sayangmu kepada mereka tidak kurang sedikitpun. Karena mereka sama seperti dirimu. Sangat membutuhkan kasih sayang. Sekarang kamulah orang tua mereka. Besarkanlah mereka dengan baik, karena kami hidup di hati adik-adikmu, terutama di hatimu.” Ibunya menghembuskan nafas terakhir.

Siska berjanji akan menuruti apa yang telah dikatakan ayah dan ibunya. Sekarang Siska sangat menyayangi adik-adiknya, dan mereka saling bercanda dan tertawa satu dengan yang lain. Tetapi sayangnya saat Siska mengantarkan adik-adiknya ke Panti Asuhan, ia terjatuh dan menghembuskan nafas terakhir. Karena Siska terkena penyakit Anemia, yang sama dengan ayahnya. Dan sekarang adik-adiknya telah besar di Panti Asuhan. 


Terinspirasi dari :


Cerita ini adalah karangan belaka. Sebelum aku membuat cerita ini, aku terinspirasi dari seekor ayam. Aku memiliki seekor ayam dengan 4 anak, mirip situasinya dengan cerita di atas.Setiap hari aku selalu memperhatikannya. Namun dalam cerita di atas, aku sedikit menambahi keadaannya, sebagaimana kehidupan manusia. Yang membuat aku terharu hingga membuat cerita ini adalah perjuangan seekor ayam bisa dari benci menjadi sayang, mengapa manusia tidak. Jadi belajarlah dari apa yang telah kita lihat, kita baca, dan kita dengar. Terima Kasih ^_^*

Matius 18:5