Kamis, 03 Oktober 2013

ANGGUR TERBAIK



Sobat, kita tentu tahu bahwa anggur merupakan salah satu buah termahal. Tapi, tahukah kamu pohon anggur sangat baik ditanam di tanah yang berpasir, berbatu, dan di bawah teriknya matahari, intinya kondisi yang nggak enak, gersang, dan kering. Why? Jika pohon anggur ditanam di lingkungan yang baik (subur dan berair), maka pohon itu akan tumbuh fokus pada daun dan batangnya saja. Memang pohon itu akan terlihat bagus, karena rindang dan lebat. Tapi konsekuensinya buah menjadi tidak baik. Sebaliknya, ketika pohon anggur itu ditempatkan di lingkungan yang kering dan keras, justru pohon itu akan bekerja keras mempertahankan kelembabannya dan hasilnya adalah buah anggur yang rasanya sangat kuat. Rasa yang kuat inilah yang menjadi bahan dasar minuman-minuman anggur terbaik di dunia.

Sama halnya dengan diri kita yang diibaratkan sebagai carang pohon anggur, Yesus adalah sang pokok anggur dan Bapa sebagai pengusahanya. Sang pengusaha sedang memperoses pohon anggur garapannya dengan cara menempatkan kita di kondisi yang gersang dan kering. Kondisi gersang dan kering bisa diumpamakan masa-masa kita sama pacar (ehmm), dikhianati sahabat (no), orang tua berantam, tugas numpuk, masalah keuangan, dan semua beban berat yang sedang terjadi itulah kondisi si pohon anggur yang baik itu. Lalu bagaimana cara carang agar tetap hidup dan menghasilkan buah buah yang menjadi kesukaan pengusahanya? Jawabannya hanya satu, melekat pada pohon anggur yang benar yaitu Yesus. Yesus adalah sumber kekuatan, harapan, dan sumber energi bagi kita carang-carangnya.

Sobat, sehebat dan sekuat apapun kita, kita tidak akan bisa berbuat apa-apa di luar Yesus, kita tidak akan bisa memproduksi buah anggur yang manis, berkualitas dan yang terbaik without Him. So, bagaimana bagaimana pun kondisimu saat ini, melekatlah kepada Yesus sang pokok anggur, karena hanya dengan melekat dan tinggal di dalam-Nya kita akan beroleh kesanggupan untuk bertumbuh dan berbuah untuk menghasilkan anggur yang manis. ;)

Yohannes 15 : 1

Spirit Girls (Spirit Bookfield)


Rabu, 02 Oktober 2013

TAKUT & KHAWATIR


Seorang pengantar pizza yang baru sehari bekerja berhenti di depan pagar sebuah rumah. Di pagar itu tertulis "AWAS ANJING GALAK!" Duh, kalo soal anjing, pengantar pizza ini emang agak-agak trauma karena dulu pernah digigit. Tapi, masa pizzanya mau diletakkan gitu aja? Mau teriak juga nggak mungkin karena jarak pagar dan rumahnya cukup jauh. Daripada dipecat, maka ia pun memberanikan diri masuk. Ia berjalan pelan banget sambil tengok-tengok dan ancang-ancang bakal lari atau naik pohon aja kalo ada anjing galak itu mengejarnya. Tiba-tiba pintu rumah itu terbuka. "Oh, pizzanya sudah datang?" kata si pemilik rumah dengan ramah. Si pengantar pizza kini lebih pede.Ia melangkah majudan saat itulah ia melihat di sudut teras ada sesosok anjing. Tapi, ternyata anjingnya kecil dan kelihatannya gak berbahaya. Ia juga kelihatan malas-malasan dan diam aja ngelihat si petugas pizza. "Yakin Pak, anjing kayak gitu disebut anjing galak? Mana ada yang takut?" kata si pengantar pizza. Pemilik rumah menjawab, "Memang bukan anjing itu yang saya pakai menakuti, tapi tulisan di depan pagar itulah yang menakuti orang."

Itulah takut. Bukankah seringkali hal yang sama juga terjadi dalam hidup kita? Apa yang kita takuti lebih besar dari kenyataannya. Buktinya, berapa sering kita merasa khawatir dan takut saat hendak bertemu, melakukan, melewati sesuatu sampe komentar kita uda nggak jauh dari kalimat, tamat nih, mampus deh, mati gue, dll. Tapi, kalau kita bisa baca renungan hari ini, artinya kita masih oke dan baik-baik saja, nggak ada yang tamat, apalagi mampus atau matikan? Makanya, gak salah kalau ada yang bilang, ketakutan (FEAR) adalah singkatan dari False Evidence Appearing Real atau sesuatu yang nggak terbukti tapi tampak benaran. 

Ketakutan justru tanda kalau iman dan kepercayaan kita pada Tuhan uda berkurang. Why? Karena kalau kita tahu Tuhan berkuasa atas segalanya dan kita masih khawatir, bukankah itu artinya kita ragu akan kuasa-Nya? So, baik itu takut atau khawatir, obatnya sama yaitu trust in God ang His power! Percaya sama Tuhan dan kuasa-Nya saja. Hal-hal yang kita takutkan tidak pernah lebih besar dari Allah yang kita sembah dan taati.

2 Timotius 1 : 7

Spirit Girls (Spirit Bookfield)