Rabu, 11 Desember 2013

About Me :)




Terkadang ada hal tersendiri yang membuat kita ingin membuka semua isi hati selama kita hidup. Ingin seseorang mendengar, memperhatikan, mendorong dari belakang, mengulurkan tangan saat di depan, merangkul saat di samping. Namun, apakah ada seseorang yang seperti itu, selain keluargaku? Sekarang aku tau, Tuhan, hanya Tuhan yang menjadikanku berharga di mata-Nya. Semuanya berawal dari....

Saat aku membuka album foto. Terlintas gambar mama dan papa di halaman depan. Sempat memperhatikan selama 5 menit. Lalu mulailah aku berpikir. Saat kecil sampai sekarang, aku bisa seperti ini berkat kerja keras mereka. Bisa kuliah, bisa makan, bisa membeli ini itu, bisa jalan2, bisa sekolah sampai sma, dll. Saat aku belum tau bagaimana bersifat dewasa, aku selalu menunda-nunda perintah mereka, pertolongan mereka, tidak memikirkan bagaimana perasaan mereka, dsb. Semuanya berjalan begitu saja sampai aku kelas 2 SMA. Namun seiring waktu, aku melihat mereka kian hari semakin tua. Saat aku berpikir, sampai kapan aku akan melakukan hal yang tidak berguna itu. Maka, aku belajar keras untuk bisa kuliah dan masuk PTN. Intensif aku jalani sampai mau ujian SBMPTN di mulai. Biayanya bukanlah sedikit. Walaupun lelah, setiap minggu sakit menghampiriku, tapi setiap di telepon orang tua bagaimana kabar, aku selalu mengatakan keadaanku baik-baik saja. Kadang setiap malam, aku berpikir, apakah mereka makan dengan baik di sana? kebanyakan uang keluar hanya untuk aku intensif. Bagaimana jika aku tidak lulus? apa yang harus aku katakan pada orang tuaku? bagaimana perasaan mereka nantinya? pertanyaan itu membuatku semakin bersemangat. Tiba saat ujian SBMPTN dilakukan. Sebelum ujian SBMPTN, selama 9 hari aku berdoa Novena untuk kelulusanku dan berjanji sebuah nazar pada Tuhan. Hari pertama ujian SBMPTN, aku optimis bisa menjawab soal-soalnya. Ujian pertama, berlangsung dengan baik. Ujian ke-2, saat aku membuka kertas ujian, aku baca satu persatu, ternyata soalnya jauh beda dengan yang aku terima saat intensif. Aku mulai khawatir, takut dan jantung tidak teratur lagi. Tapi ntah suara dari mana, aku mendengar perkataan "pejamkan mata dan percayalah". Lalu aku mengerjakannya, dan sebenarnya aku tidak tau apa yang sebenarnya yang aku kerjain itu, bahkan soal pertama pun aku tidak tau apa yang sudah ku jawab, seiring waktu soal itu selesai aku kerjakan. Dan aku mulai bingung, bagaimana mungkin aku berani menjawab begitu banyak pada lembar jawaban, tanpa berpikir panjang aku mengumpul lembar jawaban itu.

Saat pulang, aku sangat lemas dan sepanjang perjalanan pikiranku kosong. Sampai aku tidak mendengar hp yang ditangan berdering. Saat di perempatan jalan aku berhenti mau menyebrang dan aku baru mendengar hpku berdering. Ternyata yang menelepon, pendeta gerejaku. Aku mulai berseri saat ia menanyakan kabar dan bagaimana ujianku saat ini. Setelah itu mama langsung menelepon, selesai itu kakak juga menelepon. Aku jawab saja dengan seadanya hari ini.

Setelah hasil ujian SBM, akan diumukan jam 5 sore. Sepanjang hari itu, keringan dingin rasanya. Mama selalu menanyain, "ayo kita buka hasilnya", "nanti ma, jam 5 baru keluar hasilnya". Setelah jam 5, mama mengajakku bangkit dari tempat dudukku ke depan laptop. "ma, takut aku lihat hasilnya." "gpp, apapun hasilnya yang penting Tuhan sudah melihat usahamu." Aihh, jantung semakin nggak beraturan dan semakin tidak beraturan. Saat aku buka secara perlahan,,perlahan,,perlahann, ternyata aku lulus. Mama langsung memberikan pelukan dan selamat padaku. Ternyata doa Novena, kerja keras, segala doa, Tuhan melihat semuanya. Sepanjang hari itu, aku terus mengatakan dalam hati "terima kasih Yesus".....
Saat semuanya itu terjadi, aku menyadari Tuhan selalu ada di sampingku, membimbing, mengajariku, memgang tanganku, dan melindungi keluargaku.

Seiring waktu setelah aku kuliah, banyak hal yang terjadi. Bisa itu baik maupun tidak baik. Suatu hari aku berpikir, hidup sesuatu yang singkat. Namun di dalam kesesingkatan itu, bny hal yg panjang yg akan dilakukan dengan kebaikan. Semakin dijalani, semakin umur pun bertambah dan semakin dekat pula kita mendekat pada tanah. Apa yang sudah aku lakukan yang terbaik untuk orang tua dan terutama untuk Tuhan? hal itu sering terlintas dalam pikiranku. Apakah aku salah satu yang disambut Tuhan di taman firdaus? atau apakah aku salah satu yang disambut oleh neraka? dilihat dari dosa-dosaku, apakah yang layak bagiku? Sejak saat itu, aku takut melakukan dosa. Aku tau jikalau manusia susah lepas dari siksaan dosa, pasti akan melakukan dosa sekecil apapun itu. Walaupun begitu, aku selalu selalu selalu berusaha untuk menjauh dari dosa. Karena, keselamatan itu nyata. Keselamatan dari Yesus, Juru Slamat manusia.

Aku sangat bersyukur, semakin hari semakin bertambah tingkat kesabaran dan mengasihi sesama yang Tuhan berikan padaku. Saat aku melihat seseorang mengejek, menjelek2kan, menghina, memarahi teman atau sesamanya, aku berpikir bahwa semuanya itu tidak berguna dan semakin menjauhkan kita dari Tuhan, saat ada yg melakukan itu, aku berpikir sebenarnya mereka mengejek, menjelek2kan Tuhan. Mengapa? Mereka adalah ciptaan Tuhan, segambar dan serupa dengan Tuhan, mereka diberikan nafas Tuhan langsung, dan mereka adalah citraan Tuhan. Sehingga hal jelek itu sebenarnya kita sampaikan kepada Tuhan, bukan kepada manusia itu. Pikiran inilah yang membuatku tidak mau memburuk2kan orang lain.

Saat aku melihat, pencuri, perampok, pembohong, korupsi, pemerkosaan, PSK, preman, orang yg berkata kotor, berjanji palsu, menghalalkan segala cara, sombong, cinta material (mammon) dunia dll aku berpikir apakah mereka tidak pernah berpikir bagaimana kehidupan mereka selanjutnya? apakah hanya itu alasan mereka untuk tetap hidup? apakah mereka tidak ada sedikit pun merindukan Allah? apakah selama hidupnya mereka akan selalu sama dengan dunia ini dan selalu terbawa oleh keinginan duniawi/daging? Aku tidak bermaksud menghakimi siapa pun. Tapi, tidakkah pengorbanan Tuhan membuat kita sadar akan hal itu? Aku sungguh sangat takut akan hukuman Tuhan, suatu penghakiman/kedatangan Yesus ke-2 kalinya. Aku takut, dosa-dosaku menghambatku untuk mendengar suara Tuhan, aku takut keinginan daging selalu menguasai pikiran dan hatiku. Aku ingin Tuhan mengizinkanku untuk mengajak orang mendekat pada Tuhan. Sebagaimana tujuan Tuhan menciptakan manusia di dunia ini. Tapi, aku tidak membutuhkan penilaian orang, tanggapan orang, sikap orang, tapi inilah aku, inilah aku yang sekarang, aku hanya ingin melakukan yang terbaik bagi Tuhan, walaupun itu bukanlah jaminan untuk ku bisa memasuki pintu taman firdaus nantinya. Aku hanya memerlukan penilaian Tuhan. Jika Tuhan berkehendak, maka akan aku lakukan. Jika itu yang terbaik untuk Tuhan, maka akan aku laksanakan. Jika itu menyenangkan hati Tuhan, akan aku kerjakan.

Saat SMA dulu, seorang pendeta pernah berkata padaku, "selama kamu hidup, mana yg lebih banyak kamu perioritaskan, yang berhubungan dengan Tuhan atau dengan duniawi? selama sekolah, mana yg lebih banyak pelajarannya, pelajaran yg berhubungan dengan Tuhan atau tidak? di sekolah ada pelajaran agama, itupun hanya 2 jam saja dalam seminggu. Saat kamu ke gereja, kamu hanya mengikuti selama 2 jam. Total seminggu hanya 4 jam, tapi untuk yang lain kamu sampai menggunakan 164 jam. berapa persen dri seminggu itu kamu beribadah kepada Tuhan? sampaikan 10%? bahkan tidak sampai. Berarti kita menjadikan Tuhan menjadi perioritas ke-2 kan? Tp Tuhan menjadikan kita perioritas pertama. mana lebih banyak, yang mengajak bermain atau mengajak beribadah? Ingatlah dik saat kamu di medan nantinya, "carilah dulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Saat kamu menjadikan Tuhan perioritas utama dalam hidupmu, percayalah Tuhan akan memberikan segalanya bagimu."

Perkataan itu masih aku ingat sampai sekarang, dan peganganku untuk tetap rindu akan Tuhan, melakukan kebaikan. Dan sekarang, aku memutuskan untuk berjalan pada kehidupan yang baru, menjauh dari dosa. Bukan karena takut akan hukuman, bukan karena takut neraka, bukan karena ingin jaminan keselamatan tapi karena pada akhirnya nanti aku ingin bersama-sama dengan Yesus, aku ingin dipeluk-Nya dan Ia berkata,"datanglah kemari hai anak-Ku, Aku telah menyediakan tempat yang indah bagimu." dan yang terakhir karena  AKU MENGASIHI YESUS, JURUSELAMATKU..


Sekian ya tentangku, suatu saat aku akan menambahi tulisan ini. Harapannya, jadilah apa yang diharapkan Tuhan, lembutkan hati dan dengarlah suara Tuhan, Yesus maka Ia akan mempermudah jalanmu.. :) Tuhan memberkati............. ^_^*

• Bila tidak mungkin memberi, Jangan mengambil,• Bila mengasihi terlalu sulit, Jangan membenci,• Bila tidak bisa menghibur orang, Jangan membuatnya sedih,• Bila tidak mungkin meringankan beban orang, Jangan memberatkannya,• Bila tidak bisa memuji, Jangan menghujat,• Bila tidak bisa menghargai, Jangan menghina,• Bila tidak suka bersahabat, Jangan bermusuhan.


Sandova
Jan 14, 1996
Maz 111:10
Motto : Takut akan Tuhan dan setia sampai mati ^_^*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar