Rabu, 06 Maret 2013

Fokuslah Pada Kemajuan


(2 Korintus 12:9)

Salah satu penyebab orang sulit maju adalah ketakutan untuk mencoba. Kita kerap terfokus melihat kondisi diri kita dengan segala keterbatasan yang ada. Mentalitas seorang pemenang bukanlah seperti itu, baginya tidak ada keberhasilan yang instan. Adalah lebih penting untuk berani mencoba, karena di dalam mencoba, kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil. Kecakapan, keahlian, dan kesempurnaan hanyalah masalah belajar, latihan, dan perulangan.

Sangat jarang ada individu yang langsung berhasil di dalam kesempatan pertamanya. Jadi berharap langsung sempurna di awal, adalah hal yang sangat sulit terpenuhi. Pesan ini juga berlaku bagi para pemimpin. Cara terbaik bagi pemimpin untuk melahirkan seorang calon pemimpin adalah dengan memberinya kesempatan memimpin. Seorang mentor yang baik tidak akan terlalu mempersoalkan ketika anak didiknya kerap membuat kesalahan di awal. Practice makes perfect, latihan akan menuntun kepada kesempurnaan. Di lingkungan keluarga, orang tua jangan menerapkan standar yang terlalu tinggi kepada anak-anak. Sah-sah saja bila kita memiliki impian yang tinggi bagi anak, namun jangan sampai anak mengalami stres dini akibat terus ditekan untuk segera menunjukkan hasil. Dalam pendampingan yang baik, biarkan anak bertumbuh secara natural. Di pelayanan, demi keberhasilan kaderisasi, gereja juga harus berani memberi kesempatan kepada orang-orang muda untuk tampil lebih banyak. Di saat kompleksitas pelayanan semakin tinggi dan ladang pelayanan semakin banyak, mustahil hanya mengandalkan para pelayan senior. Dalam segala keterbatasan pengalaman yang dimiliki sang pelayan muda, pembentukan karakter jadi lebih muda dilakukan. Pelayan senior cukup mengajarkan dasar-dasar pelayanan, selebihnya biarlah Roh Kudus yang bekerja, memperkaya sang pelayan muda lewat pengalaman pribadinya bersama Tuhan (2 Kor 12:9). Dalam masalah pertumbuhan gereja, Rick Warren, tokoh pertumbuhan gereja modern, berkata, "Jangan fokus kepada kesempurnaan, tetapi fokuslah kepada kemajuan dan perkembangan." Gereja kerap terjebak untuk terlibat kompetisi dengan gereja lain. Padahal setiap pelayanan pasti memiliki visi dan karakteristiknya masing-masing. Persoalan mulai muncul ketika rasa tidak puas mulai melanda, entah karena pertumbuhan jiwa yang lambat atau karena persoalan teknis lainnya. Bisa saja Tuhan bekerja di sisi yang lain, namun kita tidak melihatnya karena sudah terlanjur membandingkan diri dengan tempat lain.

Firman Tuhan dalam Kol 1:28 berkata, "Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus." Tuhanlah yang menjadi sentral dari pelayanaan kita, bukan yang lain. Jemaat harus dibawa kepada kesempurnaan dalam Kristus, bukan untuk kesempurnaan dari program dari manusia.


"Kesempurnaan itu soal pembaruan cara berpikir, bertindak, meminimalisir kesalahan menuju yang diharapkan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar