Minggu, 03 Maret 2013

Ketika Aku Tidak Mengerti


(Yesaya 55:8)

Seorang pria mengalami depresi dan kesedihan yang luar biasa. Ia merasa kalau hidup ini seperti tidak adil baginya. Sejak kecil ia selalu diabaikan oleh teman-temannya dan tidak mampu bersaing dengan mereka. Ketika lulus SMA, ia mengambil keputusan untuki dan menikah dengan seorang wanita yang sungguh-sungguh mengasihinya. Ia mendapatkan seorang puteri dari wanita yang dinikahinya itu. Tetapi kemudian, istri orang yang sangat mengasihinya itu terus berjuang melawan kanker di rumah sakit. Setiap kali, Barbara, putrinya yang berumur 4 tahun bertanya kepadanya, "Ayah mengapa Ibu tidak seperti Ibu-Ibu yang lain? Kapan Ibu bisa sembuh dan keluar dari rumah sakit?" Mendengar hal itu, hatinya sedih dan hancur. Beberapa hari sebelum natal 1938, sang istri akhirnya meninggal dunia. melihat kesedihan yang luar biasa pada putrinya, ia pun mencoba untuk menghiburnya. Namun hal yang paling menyedihkan baginya adalah justru pada saat Natal yang indah itu, ia dan putrinya harus kehilangan istri dan ibu tercinta. Ditambah lagi, ia sudah tidak memiliki uang untuk memberikan kado Natal bagi putrinya.

Karena kasihnya begitu besar kepada putrinya, ia berencana untuk membuatkan buku cerita bagi putrinya sebagai kado Natal di tahun itu. Ia mengerti betul bagaimana sifat-sifat binatang, oleh sebab itu ia membuat buku cerita dengan menceritakan sifat binatang tersebut dalam bentuk dongeng. Buku cerita bagus yang ia tulis bagi putrinya, yang dia beri judul "Rudolph Rusa Berhidung merah" itu terdengar oleh General Manager dari Montgomery Ward. Orang itu menawarkan biaya yang begitu tinggi untuk membeli hak cetak buku tersebut dan mendistribusikannya kepada anak-anak yang mengunjungi Santa Claus di tokonya. Pada tahun 1946, Ward mencetak lebih dari enam juta copy. Pada tahun yang sama, sebuah penerbit besar ingin membeli hak dari Ward untuk mencetak versi terbaru dari buku itu. Namun, Ward mengembalikan semua hak kepada Robert L. May, sang penulis buku tersebut. Buku ini pun akhirnya menjadi buku yang best seller. Robert pun hidup bahagia bersama putrinya Barbara dan berlimpah harta benda.

Sering kali kita mengalami hal yang sama seperti Robert L. May. Hidup yang sepertinya tidak adil bagi kita, hari depan yang sepertinya suram. Sekeliling kita mungkin mengucilkan kita, dan kita pun melihat diri kita tidak mempunyai kelebihan yang bisa menjamin hidup kita di hari esok. Namun, firman Tuhan berkata bahwa    sejak semula Tuhan sudah mengenal kita, membentuk kita dengan baik adanya. Tuhan yang kita sembah tidak pernah merancangkan kecelakaan bagi kita yang percaya kepada-Nya. Justru sebaliknya, adalah menjadi kesukaanNya untuk memberkati kita dan memberikan kita hari depan yang penuh harapan. Namun, Tuhan ingin kita memandang Dia dan percaya pertolonganNya yang besar bagi kita. Amin..

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar