Minggu, 27 Januari 2013

Janganlah Hanya Memperhatikan Kepentingannya Sendiri


Filipi 2: 4-5

Perkataan “Urus saja urusanmu sendiri”, “ngapain memikirkan orang lain, diri saya sendiri saja tidak bisa saya urus” dan lain lain yang mirip dengan itu, sudah biasa kita dengarkan pada zaman ini. Orang-orang tidak mau lagi terlibat dengan urusan orang lain. Atau kecenderungan yang terjadi adalah oleh karena kepentingan sendiri atau kelompoknya tega melakukan tindakan kekerasan terhadap orang lain atau kelompok lain yang tidak sesuai dengan keinginannya atau keinginan kelompok.

Saya juga pernah mengalami sebuah kejadian di mana saya di datangi orang yang mengaku utusan perusahaan untuk memperbaiki elfiji di rumah. Sambil menawarkan produk, dia berusaha supaya saya mengganti perlengkapan elfiji. Walaupun saya sudah mengelak karena kebetulan peralatannya baru saja saya ganti. Tapi dia selalu berusaha, dengan menawarkan bahwa produk yang dia jual itu lebih bagus dan aman. Saya pun terpengaruh juga dan akhirnya saya membelinya.

Bukan hanya disitu saja, setelah transaksi selesai, dia juga mengaku bahwa keluarganya dalam keadaan sakit dan memohon untuk di doakan, lalu kami pun berdoa. Namun setelah itu, ia meminta bantuan dana untuk pengobatan keluarganya tersebut. Dari situ saya mulai curiga, ini orang mau mengambil kesempatan dari orang lain. Akhirnya saya pun mempersilahkan mereka untuk keluar dari rumah.

Apa yang saya lihat adalah “demi memenuhi kepentingan sendiri, lalu dengan cara apa pun berusaha untuk mendapatkannya, tidak perduli itu benar atau salah.” Bahkan dengan memakai atribut agama pun dia tidak perduli.

Inilah yang mau dikatakan renungan kita supaya jangan hanya memperhatikan kepentingannya sendiri. Sebab hidup yang hanya mementingkan diri sendiri tidak baik. Tetapi bagaimana kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.
Dengan menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat di dalam Kristus, maka di dalam diri kita aka nada kasih, satu jiwa dan satu tujuan, dan tidak mencari kepentingan sendiri. Dengan demikian akan ada nasehat, penghiburan dan persekutuan, serta belas kasihan. Jika ini yang terjadi maka nampaklah hubungan yang harmonis, bersemangat dan penuh dengan jiwa untuk saling membantu. Sehingga kita pun akan disinari kemuliaan Allah.


^_^*

Sabtu, 26 Januari 2013

Bila Kemarahan Tak Terkendali



Pernahkah Anda mendengar perkataan, “Saya tidak mau berbuat jahat. Akan tetapi, bila ada orang yang berbuat jahat kepada diri saya, saya bisa membalas dengan lebih jahat!” Ide balas-membalas inilah yang menjadi tema sebagian besar film silat. Ide balas-membalas ini pula yang melatarbelakangi tawuran antar pelajar dan tawuran antar kampung yang marak terjadi di Indonesia belakangan ini.

Apa kesan Anda ketika membaca kisah pembunuhan sadis terhadap Hemor dan Sikhem serta para pria di kota mereka yang dilakukan oleh Simeon dan Lewi sebagai pembalasan terhadap Sikhem yang telah memperkosa Dina, adik perempuan Simeon dan Lewi. Apakah wajar bila kesalahan satu orang yaitu Sikhem harus dibayar dengan pembunuhan terhadap seluruh penduduk kota?

Kemarahan adalah emosi yang wajar muncul bila kita menyaksikan suatu kejahatan atau suatu tindakan yang tidak semestinya dilakukan, bahkan tidaklah wajar bila kita tidak ketika melihat kejahatan terjadi di depan mata kita. Akan tetapi, kemarahan harus dikendalikan agar jangan sampai kemarahan kita membuat kita melakukan hal yang lebih jahat atau membuat kita melakukan hal-hal yang tidak semestinya kita lakukan. Kita tidak bisa membenarkan tindakan Simeon dan Lewi yang membalas kejahatan Sikhem dengan tindakan yang lebih jahat. Di kemudian hari, saat Yakub memberikan berkatnya kepada anak-anaknya menjelang ajalnya, Yakub pun juga mencela pembunuhan yang dilakukan oleh Simeon dan Lewi tersebut (49:5-7).

Ingatlah bahwa kemarahan bisa menjadi pintu masuk bagi Iblis untuk membuat kita berbuat dosa. Oleh karena itu, kita harus segera menyelesaikan semua persoalan yang membuat kita marah. 

Efesus 4:26-27
“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis..” 
^_^*

sumber : Renungan Gereja Kristus Yesus


Minggu, 20 Januari 2013

Perjalanan Sebuah Gelas



Ilustrasi :

Sebuah keluarga tinggallah seorang nenek dan seorang kakek. Anak-anaknya sudah pergi merantau ke tempat yang sangat jauh. Lima tahun sekali, itulah hal yang tepat dimana mereka akan pulang. Hari ini adalah hari ulang tahun nenek. Kakek bingung mau memberikan apa. Karena setahunya jika seorang berulang tahun pasti akan diberi sesuatu. Karena si kakek bingung ingin memberikan apa, ia pun bertanya kepada nenek.
"Apakah sesungguhnya yang akan ku berikan pada hari ulang tahun mu?" tanya kakek itu. Lalu si nenek menjawab, "Baiklah kiranya kita berjalan-jalan ke tempat yang mewah dan indah. Sesungguhnya aku sangat ingin ke sana." Kakek pun menuruti permintaan nenek dan pergi ke tempat yang sungguh mewah. Disana banyak yang berjualan emas, berlian, perak, antik dan sebagainya. Saat si nenek berjalan menuju tempat emas, kakek melihat sebuah gelas yang di bungkus dengan kaca. Ia melihat gelas itu sungguh amat cantik dan indah. Kakek pun berencana akan memberikan nenek gelas tersebut. Ia pun membelinya.

Sesampainya di rumah si kakek memberikan hadiah tersebut. Lalu nenek membukanya dan tersenyum. Ia pun pergi ke kamar dan mengambil gelas itu dari pembungkusnya dan memandangi gelas itu. Tiba-tiba gelas itu berbicara kepadanya, "Sesungguhnya, dulu aku bukanlah seindah ini. Gelas pun bercerita, "Sebelum aku seperti ini, tahukah kamu bahwa aku adalah tanah yang di pijak-pijak oleh orang-orang yang melewati aku. Aku sungguh sangat hina. Kemudian seseorang mengambilku dari tempat itu. Aku berpikir bahwa aku akan hidup lebih baik. Namun ternyata mereka membentukku dan memutar-mutar aku, sehingga aku merasa sangat pening. Kemudian mereka membakarku, hingga aku menangis kesakitan. Tapi pemilik ku berkata, "belum selesai." Ia pun membakarku kembali. Setelah itu, aku di cat dan diukir dengan tinta panas. Aku menangis lagi. Derita yang ku alami hampir tidak dapat ku tahan lagi. Namun pemilikku berkata, "belum selesai." Aku pun dibersihkan kembali, diindahkan, hingga aku sangat berharga seperti ini. Kini, aku menjadi tinggal di rumah mewah. Bukan lagi di tempat kotor. Mareka selalu membersihkan aku karena aku sangat berharga."

Makna dari cerita diatas bahwa hidup tidak pernah jauh dari penderitaan, cobaan, godaan. Bahkan penderitaan tidak memandang situasi, siapa yang akan menerimanya. Sekarang bagaimana kesabaran kita menghadapi penderitaan tersebut. Allah mengambil kita dari tempat yang hina, dan kita di buatnya sangat berharga di mata-Nya. Namun, kita harus bertahan dalam penderitaan. Cobaan, penderitaan berasal dari dunia. Dunia adalah ciptaan Allah. Berarti besarnya cobaan tidak akan pernah lebih besar dari besarnya Allah. Ciptaan tidak akan lebih hebat dari pada penciptanya.

Jadi, jikalau kita bersabar kita akan di letakkan di rumah yang amat mewah yaitu surga. Janganlah bersungut-sungut, dan syukurilah masalah karena itu membuat kesabaran, iman kita semakin kuat. Amin ^_^*

Sabtu, 19 Januari 2013

Allah Mengasihi Orang yang Bersungguh Hati Terhadap-Nya


2 Kronika 16:9a

Ada seorang ibu yang baru masuk Kristen dan ia sangat rajin mempelajari bagaimana hidup sebagai orang Kristen. Kalau dia belajar kepada Pendeta, ia juga selalu mencatatnya dalam buku catatannya, termasuk bagaimana berdoa. Ia juga adalah orang yang sangat rajin berdoa dan doa-doanya selalu ia catat dalam buku catatan doanya. Dalam catatan doanya ini ia sudah membagi-bagi mana doa makan, doa siang, doa mau makan, doa mau berangkat tidur dan berbagai doa yang lain. Kalau ia mau makan misalnya ia akan membuka doa makan yang sudah dibuatnya sebelumnya, maklumlah ia belum lancar berdoa sehingga kalau mau berdoa ia harus membuka dulu buku doanya.

Suatu hari ia berangkat ke pasar belanja keperluan rumah, dan setelah selesai belanja ia pulang naik angkutan umum. Sewaktu di perjalan pulang ia melihat jam tangannya dan alangkah terkejutnya ia, jam sudah menunjukkan pukul dua belas dan biasanya waktu itu adalah waktunya untuk berdoa siang. “aduh, ini gara-gara kelamaan di pasar ini, jadinya terlambat begini” pikirnya. “Tapi nggak apalah, pendeta bilang, berdoa itu tidak mengenal tempat untuk berdoa, sekarang sudah waktunya berdoa” lalu ia merogoh tasnya untuk mengambil buku doanya, dan… bukunya doanya tidak ada, ia lupa membawanya.

“Selesailah sudah, aku tidak tahu berdoa kalau buku doa itu tidak ada, kalau aku tidak berdoa, pastinya Tuhan akan marah kepadaku, bagaimana ini?” Akhirnya, ia melipat tangannya dan dengan ketulusan hati ia berdoa: “Tuhan, Engkau tahu bahwa setiap pukul dua belas aku selalu berdoa kepadaMu, tapi Tuhan Engkau tahu, kalau aku tidak membaca buku doaku, aku tidak tahu mengucapkan kata-kata doaku, yang aku tahu bahwa doaku untuk pukul dua belas ada di halaman 10 bagian doa harian, itulah doaku kepadaMu Tuhan, Amin” Datang jawaban dari Tuhan: “ Dari semua doa yang saya dengar sepanjang hari ini, hanya doa ibu inilah yang paling tulus”

Ketulusan hati, itulah yang diinginkan Tuhan dari kita. Bukan tampilan luar. Setiap orang yang denggan sungguh-sungguh tergantung kepada Tuhan, maka Tuhan akan memberikan kekuatan kepadanya untuk hidup dan melakukan setiap aktivitas hidupnya. Jadi kalau ada pertanyaan, dari bagaimana kita memperoleh kekuatan? Jika kita dengan kesungguhan dan ketulusan tergantung pada Tuhan.

^_^*
Tuhan memberkati..



Jumat, 18 Januari 2013

Suka Cita, Sabar, dan Tekun


Roma 12: 12

Marlas ni roha ma hamu mangkirim! Marbenget ni roha ma di haporsuhon! Jugulhon hamu ma tangiang!

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

Apa yang dimaksud dalam renungan ini tentang pengharapan bukanlah pengharapan seperti pengharapan agar keluarga kita berbahagia, agar kita memiliki anak-anak yang sehat dan berbudi, agar kita bermur panjang, dan berbagai hal menyangkut pengharapan di dunia ini. Lebih dari pada itu bahwa pengharapan yang dimaksud di sini adalah pengharapan akan kedatangan dunia baru, akan kebangkitan dan kehidupan bersama Yesus Kristus. Sebagaimana disebutkan dalam 1 Petrus 1: 3 – 4. ”Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.” Oleh karena itu pengharapan itu membuat kita tidak menjadi bimbang, melainkankan membuat kita bersukacita. Sebab janji Allah pasti akan digenapi.

Sebagai orang yang bersukacita oleh pengharapan akan kebangkitan dan kehidupan bersama Yesus Kristus bukan tidak mungkin akan mengalami kesesakan dalam dunia ini. Kesesakan itu terjadi bukan terjadi secara kebetulan tetapi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan orang percaya (bandingkan Yohanes 16: 33 ”Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”). Kesesakan itu bisa dialami orang percaya karena dunia telah membenci Kristus dan bisa saja pengikut-pengikut Kristus dibenci oleh dunia ini. Oleh karena itu orang Kristen harus menanggung penderitaan dengan sabar. Sabar bukan berarti diam melainkan penuh dengan ketaatan (Markus 13:13), dan kesetiaan (Yakobus 5: 11).

Hal yang bisa membuat kita tetap bersabar dalam kesesakan adalah dengan berdoa.Sebab hanya dengan berdoa terus (bertekun) kepada ’Allah yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan’ (Roma 15: 5), menerima kekuatan untuk dapat bertahan. ’Sebab doa membangkitkan kerajinan dan menyalakan semangat di dalam kita, dan merupakan pertolongan di tengah penindasan’ (Thomas dari Aquino). Di dalam doa Tuhan hadir dalam diri kita dan dengan demikian segala anugerahNya kita miliki. Oleh karena itu orang Kristen harus bertekun dalam doa dan dengan demikian Tuhan akan menguatkan setiap orang percaya kepadaNya (bandingkan Kis. 1: 14; 2: 42, Kol. 4: 2).

^_^*




KACA MATA KASIH


Ini Medan, bung! Adalah sebuah ungkapan yang menunjukkan betapa kerasnya kehidupan di ibu kota Sumatera Utara ini. Udara yang panas cenderung membuat orang akan mudah terbakar emosi, sehingga memang tidak mudah untuk berlalu lintas di sana bagi pendatang. Kita pun tahu cuplikan sebuah lagu yang kemudian dijadikan “branding” untuk sebuah bentuk kehidupan serba sulit di ibu kota Jakarta. “Siapa suruh datang ke Jakarta”, demikian bunyinya. Sementara banyak orang mendambakan kehidupan yang lebih layak dengan datang ke ibu kota, tetapi ternyata tingkat kesulitan yang tinggi dan semakin tidak pedulinya orang terhadap sesamanya membuat perjuangan di sana kerap menghasilkan air mata bagi orang-orang yang hendak mencoba mencari penghidupan lebih baik ketimbang di daerah sendiri. “Kejamnya ibu tiri tak sekejam ibu kota”, demikian bunyi salah satu ungkapan lainnya. Di tengah-tengah kerasnya kehidupan manusia pada masa kini telah mengakibatkan ketimpangan sosial. Orang miskin semakin banyak, orang-orang yang tersisih semakin menderita, pengangguran semakin meningkat dan makin banyak orang yang merasa tertindas akibat struktur yang tidak adil. Di tengah-tengah kehidupan seperti itu, Tuhan memanggil kita untuk melakukan sesuatu bagi orang-orang kecil dan terhina.

Tuhan Yesus telah memberikan keteladanan secara langsung bagaimana kita seharusnya menjalani hidup ketika kita dikuasai dan digerakkan oleh kasih. Sepanjang perjalanan hidup-Nya di muka bumi ini Yesus terus menunjukkan empatinya terhadap penderitaan manusia. Dia rela disiksa hingga mati di atas kayu salib untuk menggantikan kita yang seharusnya layak menerima itu. Keselamatan bagi seluruh umat manusia, itupun lahir dari kasih yang begitu besar dari Allah kepada manusia ciptaan-Nya.

Jika Tuhan adalah kasih, dan Dia menyatakan kasihnya secara luar biasa bagi kita, dan kita mengaku sebagai anak-anak-Nya, maka sudah seharusnya kitapun mencerminkan sebuah sikap yang sama pula. Di saat orang-orang semakin tidak peduli terhadap sesamanya di akhir zaman, ini kesempatan bagi kita untuk menunjukkan sebuah sikap berbeda ketika kasih Kristus menguasai dan menggerakkan diri kita. Sebuah kasih yang mendasari perbuatan kita untuk menolong orang lain, siapapun mereka, bukan saja akan menjadi berkat tersendiri bagi mereka, tapi itu juga akan membuat kita dihitung sedang melakukan sesuatu untuk Tuhan. Perhatikan di sekeliling anda, sudahkah anda peduli dengan permasalahan mereka hari ini? Mengapa tidak mulai dari sekarang untuk melakukan sesuatu??

^_^*

Kutipan : Matius 25:40
sumber : http://www.gkpi.or.id

Selasa, 15 Januari 2013

NEGARA TERLARANG (Restricted Nation)

Banyak orang Kristen yang membagikan kesaksian iman mereka secara aktif mengalami pencobaan atau menjadi bahan cemoohan (penganiayaan) di setiap negara di bumi. Namun, bentuk-bentuk penganiayaan yang patut mendapat perhatian dan bantuan KDP termasuk juga situasi dimana orang Kristen dihalangi memperoleh Alkitab atau literatur Kristen lainnya oleh kebajikan atau praktik pemerintah. Juga termasuk keadaan tertentu yang dijatuhi sanksi oleh pemerintah dimana orang-orang Kristen diserang, dipenjarakan, dibunuh atau harta benda maupun kemerdekaannya dicabut karena iman mereka terhadap Yesus Kristus dan kerinduan mereka untuk menyembah Tuhan menurut keinginan hati nurani mereka.

Berikut adalah negara-negara yang tidak aman bagi orang Kristen, walaupun saya tidak menjelaskannya, tidak masalah kan?

NEGARA-NEGARA KOMUNIS ASIA

1. CINA DAN TIBET
2. LAOS
3. KOREA UTARA
4. VIETNAM

NEGARA-NEGARA TIMUR TENGAH

1. SAUDI ARABIA
2. IRAK
3. IRAN
4. ALGERIA
5. MESIR
6. SUDAN
7. TURKI
8. SYRIA

NEGARA-NEGARA AFRIKA

1. SOMALIA
2. NIGERIA
3. KEPULAUAN KOMORO
4. GUINEA KHATULISTIWA

NEGARA-NEGARA EURASIA

1. AZERBAIJAN
2. TAJIKISTAN
3. TURKMENISTAN
4. UZBEKISTAN

NEGARA-NEGARA ASIA

1. BRUNEI
2. MALAYSIA
3. AFGHANISTAN

NEGARA-NEGARA HINDU DAN BUDHA ASIA

1. NEPAL
2. BHUTAN
3. SRI LANKA
4. MYANMAR

NEGARA-NEGARA EROPA DAN PERAIRAN KARIBIA

1. SIPRUS
2. KUBA

sekian.... ^_^*