Roma 12: 12
Marlas ni roha ma hamu mangkirim! Marbenget
ni roha ma di haporsuhon! Jugulhon hamu ma tangiang!
Bersukacitalah
dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
Apa yang dimaksud dalam renungan ini tentang
pengharapan bukanlah pengharapan seperti pengharapan agar keluarga kita
berbahagia, agar kita memiliki anak-anak yang sehat dan berbudi, agar kita
bermur panjang, dan berbagai hal menyangkut pengharapan di dunia ini. Lebih
dari pada itu bahwa pengharapan yang dimaksud di sini adalah pengharapan akan
kedatangan dunia baru, akan kebangkitan dan kehidupan bersama Yesus Kristus.
Sebagaimana disebutkan dalam 1 Petrus 1: 3 – 4. ”Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena
rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus
Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,
untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan
yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.” Oleh
karena itu pengharapan itu membuat kita tidak menjadi bimbang, melainkankan
membuat kita bersukacita. Sebab janji
Allah pasti akan digenapi.
Sebagai orang yang bersukacita oleh
pengharapan akan kebangkitan dan kehidupan
bersama Yesus Kristus bukan tidak mungkin akan mengalami kesesakan dalam dunia
ini. Kesesakan itu terjadi bukan terjadi secara kebetulan tetapi merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan orang percaya (bandingkan Yohanes
16: 33 ”Semuanya itu Kukatakan kepadamu,
supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita
penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”). Kesesakan
itu bisa dialami orang percaya karena dunia telah membenci Kristus dan bisa
saja pengikut-pengikut Kristus dibenci oleh dunia ini. Oleh karena itu orang
Kristen harus menanggung penderitaan dengan sabar. Sabar bukan berarti diam melainkan penuh dengan ketaatan (Markus
13:13), dan kesetiaan (Yakobus 5: 11).
Hal yang bisa membuat kita tetap bersabar
dalam kesesakan adalah dengan berdoa.Sebab hanya
dengan berdoa terus (bertekun) kepada ’Allah yang adalah sumber ketekunan dan
penghiburan’ (Roma 15: 5), menerima kekuatan untuk dapat bertahan. ’Sebab doa
membangkitkan kerajinan dan menyalakan semangat di dalam kita, dan merupakan
pertolongan di tengah penindasan’ (Thomas dari Aquino). Di dalam doa Tuhan
hadir dalam diri kita dan dengan demikian segala anugerahNya kita miliki. Oleh
karena itu orang Kristen harus bertekun dalam doa
dan dengan demikian Tuhan akan menguatkan setiap orang percaya kepadaNya
(bandingkan Kis. 1: 14; 2: 42, Kol. 4: 2).
^_^*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar