Jumat, 18 Januari 2013

Suka Cita, Sabar, dan Tekun


Roma 12: 12

Marlas ni roha ma hamu mangkirim! Marbenget ni roha ma di haporsuhon! Jugulhon hamu ma tangiang!

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

Apa yang dimaksud dalam renungan ini tentang pengharapan bukanlah pengharapan seperti pengharapan agar keluarga kita berbahagia, agar kita memiliki anak-anak yang sehat dan berbudi, agar kita bermur panjang, dan berbagai hal menyangkut pengharapan di dunia ini. Lebih dari pada itu bahwa pengharapan yang dimaksud di sini adalah pengharapan akan kedatangan dunia baru, akan kebangkitan dan kehidupan bersama Yesus Kristus. Sebagaimana disebutkan dalam 1 Petrus 1: 3 – 4. ”Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.” Oleh karena itu pengharapan itu membuat kita tidak menjadi bimbang, melainkankan membuat kita bersukacita. Sebab janji Allah pasti akan digenapi.

Sebagai orang yang bersukacita oleh pengharapan akan kebangkitan dan kehidupan bersama Yesus Kristus bukan tidak mungkin akan mengalami kesesakan dalam dunia ini. Kesesakan itu terjadi bukan terjadi secara kebetulan tetapi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan orang percaya (bandingkan Yohanes 16: 33 ”Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”). Kesesakan itu bisa dialami orang percaya karena dunia telah membenci Kristus dan bisa saja pengikut-pengikut Kristus dibenci oleh dunia ini. Oleh karena itu orang Kristen harus menanggung penderitaan dengan sabar. Sabar bukan berarti diam melainkan penuh dengan ketaatan (Markus 13:13), dan kesetiaan (Yakobus 5: 11).

Hal yang bisa membuat kita tetap bersabar dalam kesesakan adalah dengan berdoa.Sebab hanya dengan berdoa terus (bertekun) kepada ’Allah yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan’ (Roma 15: 5), menerima kekuatan untuk dapat bertahan. ’Sebab doa membangkitkan kerajinan dan menyalakan semangat di dalam kita, dan merupakan pertolongan di tengah penindasan’ (Thomas dari Aquino). Di dalam doa Tuhan hadir dalam diri kita dan dengan demikian segala anugerahNya kita miliki. Oleh karena itu orang Kristen harus bertekun dalam doa dan dengan demikian Tuhan akan menguatkan setiap orang percaya kepadaNya (bandingkan Kis. 1: 14; 2: 42, Kol. 4: 2).

^_^*




Tidak ada komentar:

Posting Komentar